Pengelolaan Krisis Manajemen






 

Krisis manajemen merupakan situasi yang terjadi secara tiba tiba dan tak terduga  yang dapat mengancam keberlangsungan hidup dari stakeholder dan kemampuan perusahaan untuk dapat menyelamatkan diri dari krisis. Karakteristik dari krisis manajemen ini adalah adanya ketidakpastian, informasi yang tidak memadai, lemahnya kontrol, pengamatan dari luar.
Ketika terjadi krisis, maka stakeholder adalah pihak yang akan merasakan dampak tersbesar. Oleh sebab itu manajemen haruslah dapat memberikan statement yang menunjukkan kepedulian dan keseriusan terhadap krisis yang sedang terjadi. Pengelolaan krisis manajemen melewati tahapan-tahapan yaitu: before the crisis; during the crisis; after the crisis.
Before the crisis merupakan tahapan dimana krisis belum terjadi, namun perlu dilakukan persiapan agar ketika terjadi krisis di kemudian hari semua pihak terkait tahu apa yang harus dilakukan. Tahapan ini kemudian dibagi lagi ke dalam dua bagian, pertama adalah persiapan. Dalam bagian ini manajemen membentuk tim untuk krisis manajemen, kemudian meningkatkan dukungan manajemen untuk rencana penangan krisis ini, hal yang paling penting kemudian dalam bagian ini adalah mengidentifikasi kelemahan organisasi/perusahaan, terakhir adalah melatih para staff untuk menghadapi krisis. Bagian kedua adalah perencanaan, pada bagian ini manajemen sudah mulai membuat perencanaan pesan, menganalisis target audiens, menyusun suatu cara untuk mengkomunikasikan pesan, menentukan tanggung jawab apakah yang dilakukan oleh perusahaan pada saat krisis terjadi.
Linke mengelompokkan krisis dalam empat jenis berdasarkan jangka waktu terjadinya serta antisipasi yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen dalam menghadapi krisis yaitu : (Linke, 1989 : 167)
  1. The exploding crisis, krisis ini adalah sesuatu yang terjadi diluar kebiasaan, misalnya : kebakaran, kecelakaan kerja atau peristiwa
  2. yang dengan mudah dapat dikategorikan dan dikenali yang mempunyai dampak langsung.
  3. The immediate crisis, yaitu sebuah kejadian yang mungkin membuat pihak manajemen terkejut, tetapi masih ada waktu untuk
    mempersiapkan respon dan antisipasi terhadap krisis tersebut. Misalnya : pengumuman pemerintah tentang ambang batas
    pencemaran, adanya skandal kerja.
  4. The building crisis, yaitu sebuah krisis yang sedang dalam proses dan antisipasi. Krisis ini dapat dirasakan kedatangannya oleh pihak manajemen sehingga pihak manajemen sudah mempunyai antisipasi. Misalnya negosiasi dengan buruh.
  5.  The continuing crisis, yaitu masalah kronis yang dialami suatu lembaga dan memerlukan waktu yang panjang untuk muncul
    menjadi sebuah krisis dan bahkan mungkin tidak dikenali sama sekali, misalnya masalah isu keamanan. Menurut Steven Fink, seorang konsultan krisis dari Amerika mengembangkan konsep anatomi krisis yang dibagi atas empat tahap. Tahap-tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk siklus. Lamanya masing-masing tahap tersebut tergantung pada sejumlah variable. Terkadang keempat tahap berlangsung singkat, tetapi ada kalanya membutuhkan waktu berbulan-bulan. Misalnya jenis bahaya, usia perusahaan, kondisi perusahaan, ketrampilan manajer, dan sebagainya. Empat tahap atau fase tersebut adalah : (dalam Ruslan, 1994 : 93-103)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media cetak dan kit

Personal branding (mem-pr kan diri sendiri)

10 brand UMKM keren menurut ranti andriani